BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisa
Berdasarkan
hasil analisa data lapangan, data
maintenance record dan hasil wawancara dengan mekanik PT Takabeya Perkasa Group, maka
didapatkan waktu kerusakan dan lama perbaikan. Dari data tersebut dapat
dihitungkan lama downtime yang di
alami. Downtime adalah jumlah waktu
dimana suatu equipment tidak dapat
beroperasi karena disebabkan adanya kerusakan (failure,). Data kerusakan yang penulis ambil dari data maintenance record 3
tahun terakhir (2014 s/d 2016)
seperti pada lampiran 2. Berikut waktu rata-rata perbaikan dan
pergantian komponen beserta downtime dapat
dilihat pada tabel 4.1 s/d 4.3
Tabel
4.1 Analisa waktu kerusakan pada tahun 2014
No
|
Komponen
|
D
(jam)
|
Q
|
MTBF
(hari)
|
MTTF
(hari)
|
MTTR
(menit)
|
A(%)
|
1
|
Track Adjuster
|
28
|
2
|
-
|
218
|
60
|
78%
|
2
|
Travel Device
|
32
|
2
|
-
|
165
|
60
|
73%
|
3
|
Track Link
|
24
|
2
|
-
|
206
|
120
|
63%
|
4
|
Sprocket
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Track Shoe
|
16
|
1
|
-
|
320
|
80
|
80%
|
6
|
Track Roller
|
19
|
3
|
-
|
138
|
73
|
65%
|
7
|
Carrier Roller
|
27
|
3
|
-
|
95
|
86
|
52%
|
8
|
Front Idler
|
24
|
2
|
-
|
133
|
90
|
59%
|
Jumlah
|
170
|
15
|
|
Tabel 4.2
Analisa waktu kerusakan pada tahun 2015
No
|
Komponen
|
D
(jam)
|
Q
|
MTBF
(hari)
|
MTTF
(hari)
|
MTTR
(menit)
|
A(%)
|
1
|
Track Adjuster
|
32
|
2
|
-
|
165
|
60
|
73%
|
2
|
Travel Device
|
36
|
2
|
-
|
166
|
105
|
61%
|
3
|
Track Link
|
8
|
1
|
-
|
425
|
120
|
77%
|
4
|
Sprocket
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Track Shoe
|
36
|
2
|
-
|
189
|
80
|
70%
|
6
|
Track Roller
|
28
|
2
|
-
|
127
|
80
|
61%
|
7
|
Carrier Roller
|
21
|
3
|
-
|
91
|
86
|
51%
|
8
|
Front Idler
|
24
|
2
|
-
|
187
|
90
|
67%
|
Jumlah
|
185
|
14
|
|
Tabel 4.3
Analisa waktu kerusakan pada tahun 2016
No
|
Komponen
|
D
(jam)
|
Q
|
MTBF
(hari)
|
MTTF
(hari)
|
MTTR
(menit)
|
A(%)
|
1
|
Track Adjuster
|
24
|
1
|
-
|
165
|
60
|
73%
|
2
|
Travel Device
|
21
|
3
|
-
|
95
|
120
|
44%
|
3
|
Track Link
|
12
|
2
|
-
|
78
|
120
|
39%
|
4
|
Sprocket
|
24
|
1
|
-
|
140
|
150
|
48%
|
5
|
Track Shoe
|
24
|
1
|
-
|
170
|
80
|
68%
|
6
|
Track Roller
|
20
|
2
|
-
|
85
|
80
|
51%
|
7
|
Carrier Roller
|
32
|
3
|
-
|
122
|
73
|
62%
|
8
|
Front Idler
|
32
|
2
|
-
|
164
|
90
|
64%
|
Jumlah
|
189
|
15
|
|
Keterangan :
D = downtime
(jam)
Q = banyak kerusakan (jam)
MTTR = mean time to repair (menit)
MTBF = mean time between failure (hari)
MTTF = mean team to failure (hari)
A = availability (%)
Berdasarkan
tabel 4.1 s/d 4.3. maka dapat dilihat banyaknya downtime yang dialami oleh perusahaan 3 tahun terakhir. Downtime yang terjadi pada tahun 2014 yaitu 170 jam, tahun 2015 meningkat menjadi 185 jam
dan pada tahun 2016 terjadi peningkatan downtime dengan jumlah 189 jam. Peningkatan downtime pada tahun 2016 disebabkan karena lama
order barang dan pekerjaan shutdown yang
banyak.
Berdasarkan tabel 4.1 s/d 4.3 maka
dapat dibuat grafik waktu kerusakan. Disini grafik waktu kerusakan dibuat untuk
menggambar/melihat kerusakan pada komponen yang berpengaruh terhadap downtime. Berikut grafik waktu kerusakan berdasarkan
data lapangan pada
PT Takabeya Perkasa Group seperti pada gambar 4.1 s/d 4.3
Gambar 4.1 Grafik
waktu kerusakan berdasarkan hasil data lapangan pada PT
Takabeya Perkasa Group tahun 2014
Gambar 4.2 Grafik
waktu kerusakan berdasarkan hasil data lapangan pada PT
Takabeya Perkasa Group tahun 2015
Gambar 4.3 Grafik
waktu kerusakan berdasarkan hasil data lapangan pada PT
Takabeya Perkasa Group tahun 2016
Berdasarkan dari grafik waktu kerusakan pada gambar
4.1 s/d 4.3, dapat dilihat pada tahun 2014
kerusakan yang paling dominan pada komponen Travel device
dengan jumlah downtime 32
jam. Kerusakan yang paling dominan tahun 2015
yaitu komponen Travel Device dan Track shoe dengan
jumlah downtime 36 jam. Dan pada tahun
2016 kerusakan yang paling
dominan yaitu pada komponen Carrier Roller dan Idler dengan
jumlah downtime 32 jam. Pada komponen undercarriage sangat membutuhkan perawatan
yang rutin, terutama pada komponen Carrier Roller dan Travel
Device. Perawatan yang tidak rutin dan shutdown yang mengakibatkan tingginya
angka shutdown pada komponen tersebut.
4.2 Identifikasi penyebab
kerusakan
Pada komponen undercarriage akan selalu mengalami
kerusakan atau keausan, dikarenakan pada komponen-komponen saling bergesekan.
Apalagi untuk komponen (Track Link, Sprocket, Front Idler, Carrier Roller,
Track Roller, Track Shoe) tersebut
tidak menggunakan media pelumas sebagai bantalan antara komponen yang
bersinggungan. Komponen-komponen tersebut diharapkan dalam kondisi bersih dan
bekerja sebagaimana fungsi komponen tersebut, sehingga kerusakan yang diharapkan
terjadi akibat keausan normal. Untuk
masing-masing umur part atau komponen undercarriage, seperti halnya komponen
front idler, track link, dan track shoe memiliki kemampuan bekerja pada 8000
jam kerja, sedangkan carrier roller, track roller, dan sprocket memiliki
kemampuan pada 4000 jam kerja (Hidayat Jati : 2011)
1.
Kerusakan
Pada Track Link
Kerusakan/keausan
yang sering terjadi pada track link
yaitu terdapat pada permukaan link
dan bushing, Keausan normal
disebabkan persinggungan antara track roller dan track link. Keausan lain diakibatkan karena tanah, pasir dan partikel-partikel
abrasif lainnya, dapat dilihat
pada gambar 4.4.
Gambar
4.4 Tread Wear
Sumber: Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
Gambar
4.5 Scalloping area
Sumber: Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
2.
Kerusakan
Pada Sprocket
Gambar
4.6 Keausan Sprocket
Sumber:
Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
3.
Kerusakan
Front Idler
Kerusakan
akibat keausan yang merata akibat bergesekan dengan permukaan track link merupakan keausan normal.
Akan tetapi terjadi retak akibat benturan yang tinggi dan track link akibat kekencangan track
link yang terlalu kendor ini merupakan keausan tidak normal. dapat dilihat pada
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Keausan Permukaan Idler
Sumber:
Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
4.
Kerusakan
Pada Carrier Roller
Kerusakan pada permukaan carrier roller dengan merata akibat
bersinggungan dengan permukaan track link
ini merupakan kerusakan normal. Akan tetapi bila terjadi keausan pada flange akibat bersinggungan dengan sisi track link ini merupakan salah satu
kerusakan tidak normal yang bisa diminimalisir. Hal tersebut diakibatkan
gerakan snaky track maupun in-out. Tanah yang menempel saat unit
beroperasi dan mengeras mengakibatkan carrier
roller tidak dapat berputar saat unit
sedang berjalan. Hal ini yang dapat menyebabkan keausan pada permukaan carrier roller tidak merata atau pada
satu sisi permukaan dan pastinya menyebabkan keausan kebatas maksimal akan
lebih cepat, dan juga akan terjadi
kebocoran pada seal group,dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Keausan Permukaan Carrier Roller
Sumber:
Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
5.
Kerusakan
Pada Track Roller
Kerusakan secara umum hampir sama
dengan kerusakan yang terjadi pada carrier
roller. Akan tetapi bila terjadi kerusakan pada flange akibat bersinggungan dengan track guard yang memiliki jarak yang cukup lebar ini merupakan
salah satu kerusakan tidak normal yang diakibatkan gerakan snaky track. dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Keausan Permukaan Track Roller
Sumber: Basic mechanic Course Final Drive & Undercarriage.
PT.United Tractors
6.
Kerusakan
Pada Track Shoe
Kerusakan secara normal dikarena shoe menopang berat unit dan meneruskan
ke permukaan tanah. Selain karena itu juga disebabkan karena persinggungan
dengan permukaan tanah dan bebatuan yang
berakibat patah pada track shoe. Grouser akan bertemu dengan permukaan tanah dan meningkatkan traksi
agar unit dapat bergerak. dapat dilihat pada
gambar 4.10.
Gambar 4.10 Keausan Pada Permukaan
Track Shoe
Sumber:
Basic mechanic Course Final Drive &
Undercarriage. PT.United Tractors
4.3
Tindakan yang di Pilih Setelah Mengetahui Penyebab Kerusakan
4.3.1 Pembuatan Blok Diagram Undercarriage Berdasarkan Data
Kerusakan/Keausan.
Pembuatan
blok diagram Undercarriage dilakukan
berdasarkan kerusakan yang terjadi pada komponen Undercarriage. Seperti pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 Blok Diagram Sistem
dan Sub Sistem Undercarriage
Berdasarkan Kerusakan/Keausan Komponen Undercarriage
1.
Baterai 7a.
Gear 7c1. Track Link 7c1a. Link
2. Motor 7b. Travel Motor 7c2. Track Shoe 7c1b. Pin
3. Engine 7c. Sprocket 7c3.
Carrier Roller 7c1c. Bushing
4. Hydraulic Pump 7d.
Floating Seal 7c4. Front
Idler 7c1d. Seal Assy
5. Control Valve 7c5. Track Roller
6. Swivel Joint 7c6.
Track Adjuster
7. Final Drive
4.3.2 Penjabaran Analisa Waktu Kerusakan
Setelah
membuat tabel dan menggambarkan grafik analisa waktu kerusakan berdasarkan data
downtime dan availability pada tahun 2014
s/d 2016.
Maka dapat di jabarkan kembali tabel dan grafik waktu kerusakan berdasarkan
perhitungan rata-rata seperti pada tabel 4.4
dan gambar 4.12 dibawah
ini :
Tabel
4.4 Analisa rata rata waktu kerusakan pada tahun 2014 s/d 2016
No
|
Komponen
|
D
(jam)
|
Q
|
MTBF
(hari)
|
MTTF
(hari)
|
MTTR
(menit)
|
A(%)
|
1
|
Track Adjuster
|
48
|
5
|
-
|
548
|
180
|
75%
|
2
|
Travel Device
|
90
|
7
|
-
|
426
|
285
|
59%
|
3
|
Track Link
|
45
|
5
|
-
|
709
|
360
|
66%
|
4
|
Sprocket
|
72
|
1
|
-
|
140
|
150
|
48%
|
5
|
Track Shoe
|
75
|
4
|
-
|
679
|
240
|
73%
|
6
|
Track Roller
|
66
|
7
|
-
|
350
|
233
|
60%
|
7
|
Carrier Roller
|
81
|
9
|
-
|
308
|
245
|
55%
|
8
|
Front Idler
|
81
|
6
|
-
|
484
|
270
|
64%
|
Jumlah
|
558
|
44
|
|
Gambar
4.12 Grafik waktu kerusakan
rata-rata tahun 2014 s/d 2016
Berdasarkan
hasil grafik waktu kerusakan rata-rata seperti pada gambar 4.12, maka dapat di ambil kesimpulan waktu
kerusakan yang paling banyak mengakibatkan
downtime adalah komponen Travel device. Dengan
jumlah downtime rata-rata 90 dan availability
rata-rata 59%.
4.3.3 Pembuatan
FMEA Worksheet
Pembuatan FMEA Worksheet dilakukan bertujuan
untuk menganalisa kerusakan dan nilai dari Risk
Priority Number (RPN) sehingga dampak
kerusakan komponen dapat dijadikan acuan untuk mengurangi kerusakan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Pada tabel 4.5a, 4.5b dan 4.5c merupakan hasil kerusakan yang
sering terjadi pada komponen undercarria
0 Response to "Skripsi Teknik Mesin Analisa Kerusakan Undercarriage"
Post a Comment